Aktual Tata Cara Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Aktual Tata Cara Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Salam Mitra,
Tulisan kali ini berjudul,"Aktual Tata Cara Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit" adalah sebagai bahan perbandingan atau studi yang mana pada dasarnya setiap perusahaan atau pengusaha mempunyai pedoman masing- masing yang digunakan sebagai referensi.
Tata Cara Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa sawit saya tulis berdasarkan pengalaman kerja saya di bidang perkebunan kelapa sawit serta berbagai sumber yang terkait dan pada dasarnya adalah secara garis besar sama, hanya metode penerapan di lapangan terkadang bisa saja menyimpang dari alur disebabkan kondisi lapangan, biaya, sarana pendukung, dan tenaga kerja.
Saya akan bertahap menuliskan pada tiap- tiap bagiannya, untuk pembibitan tengah saya susun karena minimnya pengalaman saya di bagian ini sehingga saya harus mengingatnya kembali. Harapan saya sesi awal Aktual Tata Cara Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit ini bisa anda pahami karena masih ada rangkaian yang tidak terpisah dari bagian Aktual Tata Cara Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit ini.
Baiklah kita akan langsung saja ke pokok bahasan utama pada sesi kali ini yaitu, Aktual Tata Cara Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit.
1. TUJUAN
Mempersiapkan lahan untuk penanaman kelapa sawit yang memenuhi:
- ketentuan dan peraturan pemerintah.
- Kualitas tanaman baik mencapai standar pokok/ha, tanaman homogen, sehat, produktif, periode TBM pendek dan mencapai tingkat produksi tinggi.
- Biaya pemeliharaan TB/TBM/TM, panen dan transportasi efisien.
2. RUANG LINGKUP
Pembukaan lahan atau land clearing (LC) di areal datar-bergelombang (slope 0-14%), areal berbukit (slope > 15%), areal rendahan (low land), areal vegetasi lalang sheet, pembuatan dan pemeliharaan prasarana serta penanaman penutup tanah (LCC).
3. REFERENSI
- Surat keputusan Dirjen Perkebunan tentang petunjuk tekhnis pembukaan lahan tanpa pembakaran.
- Kepmenhutbun tentang kriteria penyediaan areal hutan untuk perkebunan kelapa sawit
- Undang-undang tentang perkebunan.
- Peraturan menteri pertanian tentang pedoman perijinan usaha perkebunan.
- Vademicum.
4. DEFINISI
- Land Clearing (LC) adalah pembukaan lahan.
- Imas adalah memotong kayu dibawah Ø 10 cm.
- Tapak kuda adalah teras individu.
- MR adalah main road.
- Bodiversity adalah keanekaragaman hayati.
- Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan serta pelestarian sumber daya alam (hayati) dan tanam secara bijaksana untuk menjamin keseimbangan dan meningkatnya kualitas nilai dan keragamannya.
5. PROSEDUR
5.1 Persiapan
- Kegiatan pembukaan lahan dilakukan setelah semua perijinan dipastikan terpenuhi dan ganti rugi lahan diselesaikan.
tabel 1 Perijinan untuk persiapan pembukaan lahan
No
|
Perizinan
|
Verifikasi
|
1
|
Akte
Pendirian Perusahaan
|
Departemen
Kehakiman RI
|
2
|
Izin Lokasi
|
Pemerintah
Kabupaten Tingkat II
(Bupati dan Dinas) Perkebunan Proposal Kelayakan Perkebunan
|
3
|
Izin Usaha
Perkebunan
|
|
4
|
Izin
Pembukaan Lahan
|
Bupati,
Dinas Perkebunan Tingkat II (Proposal,
AMDAL)
|
5
|
Izin
Pendaratan Alat Berat
|
Dinas Perkebunan Tingkat I dan II
|
- Sebelum kegiatan pembukaan lahan dimulai, pastikan areal yang akan dikerjakan tidak tumpang tindih dengan kepemilikan dan atau penggunaan lain serta identifikasi keanekaragaman hayati (biodiversity) dan konservasi.
- Pelaksanaan pembukaan lahan DILARANG dilakukan dengan cara pembakaran.
- Jadwal pembukaan lahan harus mempertimbangkan faktor iklim, tenaga kerja, alat, bahan, sarana dan prasarana (sesuai Tabel 2) dibuat oleh Estate Manager dan disetujui Head of Area Agronomy.
- Metode persiapan pembukaan lahan sesuai kategori areal dikelompokkan:
B. Areal Miring/Bukit (slope >14%).
5.2 Pembukaan Lahan
Tabel 2 Contoh Jadwal Perencanaan pembukaan Lahan |
5.2.1. Membuat Blok (Blocking)
- Areal yang dilindungi sesuai hasil identifikasi biodiversity tidak boleh dikerjakan/dibuka.
- Membagi areal rencana tanam menjadi beberapa blok dengan ukuran + 30 ha per blok.
- Ukuran satu blok: 300 meter lurus arah Timur-Barat sebagai Main Road dikali 1.000 meter lurus arah Utara-Selatan sebagai Collection Road.
- Penentuan arah CR dan MR ditentukan oleh Head of Plantation Division.
- Asisten LC bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pembuatan blok.
Gambar 1. Layout Blok + 30 ha (arah MR Timur –
Barat)
|
5.2.2. Imas
- Menebas tumbuhan semak yang menghalangi, sebelum dilakukan pekerjaan tumbang pohon.
- Asisten LC bertanggungjawab memastikan kualitas Imas
- Membebaskan areal dari tegakan kayu dengan diameter >10 cm.
- Areal dan atau pohon yang dilindungi sesuai hasil identifikasi biodiversity tidak boleh ditumbang.
- Asisten LC bertanggungjawab memastikan pekerjaan tumbang dilaksanakan dengan baik.
Gambar 2 Kualitas Tumbangan |
- Untuk menentukan posisi jalur rumpukan limbah kayu sehingga tanam bebas dari limbah kayu.
5.3 Perun atau Pembersihan Limbah
- Pembersihan kayu secara mekanis menggunakan buldozer pada jalur tanaman dengan mengumpulkan atau memerun menurut pancangan jalur rumpukan.
- Perun di areal rendahan dilakukan dengan excavator atau kombinasi excavator dan buldozer sebelum dilakukan pembuatan parit (outlet) untuk mengalirkan air dari blok-blok yang akan diperun.
Gambar 4 Hasil Perun Mekanis (Mechanical Stacking) |
5.4 Pembuatan Badan Jalan
5.4.1. Standar Ukuran Jalan
Tabel 3. Ukuran Jalan Kebun |
5.4.2. Bentuk Jalan Areal Mineral
Gambar 5, Penampang melintang Jalan |
5.4.3. Bentuk Jalan Areal Rendahan (Low Land)
Gambar 6. Penampang Melintang Jalan Timbun |
5.4.4. Pembuatan Jalan di rendahan (low land)
- Tinggi permukaan badan jalan di areal rendahan minimal 50 cm dari level air tertinggi.
- Peninggian permukaan badan jalan dilakukan sebelum pengerasan.
5.4.5.1. Jalan pringgan mengikuti batas kebun dengan jarak:
- Jalan pringgan sejajar Main Road : 100 meter dari parit isolasi pringgan.
- Jalan pringgan sejajar Collection Road : 150 meter dari parit isolasi pringgan.
5.4.5.2. Jalan pringgan tidak boleh dibuat tepat di batas kebun agar jalan tidak digunakan oleh pihak lain (pencurian dan kejahatan lainnya) dan mencegah tumbuhnya pemukiman di sepanjang pringgan.
5.4.5.3. Seluruh MR dan CR berujung pada jalan pringgan dan tidak boleh melampaui hingga ke batas kebun kecuali Access Road (AR).
5.4.5.4. Ukuran jalan pringgan sama dengan ukuran MR (lebar 7 meter).
Gambar 7. Tata ruang jalan pringgan |
5.5. Pembuatan Drainase
Saluran drainase pada areal rendahan pada prinsipnya berfungsi sebagai saluran pembuang dan penampung air untuk menghindari genangan pada titik tanam.
Perencanaan pembuatan drainase:
- Outlet: Dilakukan sebelum dimulai pembukaan lahan.
- Primer: Dilakukan sebelum dan pada saat pelaksanaan LC
- Sekunder: Dilakukan bersamaan dengan LC atau setelah pembuatan parit primer.
- Tersier: Dilakukan setelah LC atau menjelang penanaman kelapa sawit.
5.5.1. Jenis-jenis Drainase
PEMBUKAAN LAHAN DI AREAL MIRING/ BERBUKIT (SLOPE > 14%)
5.5.2. Perun
- Pada areal berbukit dengan limbah ringan, limbah kayu dirumpuk atau diperun diantara teras. Teras bisa langsung dibuat diikuti pekerjaan perun diantara terasan.
- Pada areal dengan limbah yang padat, teras dibuat setelah limbah dibersihkan untuk memudahkan pembuatan teras. Perumpukan limbah kayu (perun) bisa dilakukan mengikuti jalur seperti perun di areal datar- bergelombang.
5.5.3. Pembuatan jalan
Pembuatan jalan di daerah miring/berbukit harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
5.5.3.1. Membuat jalan mengikuti pinggang bukit
- Profil jalan searah dengan arah belokan jalan dengan kemiringan 2.5% ke arah dalam.
- Landai jalan (menurun/mendaki) optimal 10%.
- Pembuatan jalan dilakukan sebelum pembuatan teras kontur
- Dibuat side-drains dan cross-drains/culvert untuk mengurangi kecepatan aliran air pada saat hujan.
Gambar 12. Jalan prnggang bukit |
5.5.3.2. Membuat jalan di areal berbukit dengan dua sisi bukit
Didalam pelaksanaan pemotongan bukit diusahakan jalan tidak terlalu curam dan badan jalan berbentuk punggung kerbau. Hal ini dilakukan agar air dari tebing atau jalan dapat dialirkan dengan lancar. Apabila jalan di bukit terlalu panjang, maka di kiri-kanan jalan harus dibuat parit (saluran air) dan sodetan setiap 50 m. Sodetan ini berfungsi untuk membuang air ke parit/rendahan dan mengurangi kecepatan aliran (Gambar 13).
Gambar 13. Penampang Melintang Jalan di Areal Berbukit dengan Dua Sisi |
5.5.3.3. Membuat jalan di areal berbukit dengan satu sisi bukit dan satu sisi lembah landai
Bila jalan tersebut sebagian dibuat dalam penggalian dan sebagian dalam peninggian, seperti pada lapangan dengan lereng lintang yang agak tinggi (misalnya 1:4 dan lebih tinggi), sedapat mungkin dilakukan pengerasan. Akan tetapi lebih baik tepi lunaknya tetap tinggal dalam penggalian yaitu pada sebelah sisi lembah (lihat Gambar 14). Dengan cara ini bahaya gugur dari jalan dapat jauh berkurang.
Gambar 14. Penampang melintang parit jalan pada lereng agak tinggi |
5.5.3.4. Membuat jalan di areal berbukit dengan satu sisi bukit dan satu sisi lembah curam.
Pada lapangan dengan lereng lintang besar (1:1,5 dan lebih), lebih baik bila dibuat tembok penyokong dari batu pecahan atau dari susunan batu Jadi parit hanya terdapat pada sebelah sisi tebing. Pada tempat-tempat yang terbaik, air itu dialirkan kesisinya (tanah turun, jurang, saluran air).
Bila keadaan tanah tidak mengizinkan, air tersebut dialirkan setiap 100-200 m kesebelah lembah, dengan memakai gorong-gorong. Gorong-gorong dengan diameter 30-50 cm bermuara kira-kira setinggi kaki dari tembok penyokong, atau dipasang ± 0,4-0,5 m dibawah tepi jalan, dengan miring yang kecil sekali dan muaranya dibuat tinggi. Yang terakhir ini hanya dapat dilakukan bila lereng tersebut terdiri dari batu, jika tidak akan menyebabkan gugurnya tanah alas jalan tersebut.
Pada pemakaian tembok penyokong, diantaranya dapat didirikan tembok sandaran atau pagaran, semua ini berhubungan dengan keamanan lalu lintas (Gambar 15).
Ganbar 15. Penampang melintang parit jalan pada lereng lintang besar |
5.5.4. Pembuatan Tapak Kuda dan Teras
- Membentuk tempat tanam bibit kelapa sawit dan untuk pengawetan tanah/air sehingga tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik serta memudahkan eksploitasi tanaman.
- Areal dengan kemiringan 15 – 40% (10˚ - 22˚) perlu dibuat teras.
- Areal dengan kemiringan 8 – 15% (5˚ - 9˚) perlu dibuat tapak kuda sesuai kondisi/kebutuhan lapangan.
- Letak garis kontur harus timbang air dan kemiringan teras 10-15˚ ke dinding teras.
- Lebar teras 4 m dan tepat pada pancang tanaman.
GAmbar 18. teras bersambung (Continous Terrace) |
GAmbar 18. teras bersambung (Continous Terrace) |
GAmbar 20. Tapak kuda |
GAmbar 20. Tapak kuda |
5.6. Tanam LCC / Kacangan
- Penanaman LCC dilakukan setelah perun agar tidak terjadi erosi dan menekan pertumbuhan gulma dan hama penyakit serta meningkatkan kandungan bahan organik.
- 5.6.1. Jenis Kacangan yang dapat digunakan sebagai penutup tanah:
- Calopogonium caeruleum (Cc)
- Calopogonium mucunoides (Cm)
- Pueraria javanica (Pj)
- Mucuna bracteata (Mb)
5.6.2. Penyimpanan Kacangan
- Penyimpanan biji kacangan di gudang harus dalam kondisi kering dan terpisah dengan penyimpanan pestisida, pupuk dan beras.
- 5.6.3. Pola tanam kacangan
- 5.6.3.1. Cara Campuran
- Kacangan ditanam sejajar barisan tanaman, kecuali pada kawasan yang berbukit-bukit harus mengikuti garis kontur.
- "Larikan" sebanyak 3 baris setiap gawang (untuk areal datar), sedangkan untuk areal berbukit larikan memotong lereng.
- Kebutuhan tenaga kerja menanam: 4 Hk/ha.
- Penanaman LCC dilakukan dengan jarak tanam seperti gambar dibawah :
Gambar 21. Tanam Murni (PJ + CM) |
Gambar 21. Tanam Murni (PJ + CM + CC) |
- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan.
- Sebelum stek/bibit dipindahkan ke lapangan, dilakukan pemutaran kantong plastik bibit Cc 1 (satu) minggu sebelum tanam.
Keterangan: - Kebutuhan stek 1 CC = 2,202 bag/Ha - Setiap gawang dapat ditanami 14 bag |
5.6.4. Komposisi Kacangan
Untuk keberhasilan penanamankacangan(LCC), komposisi campuran sebagai berikut:
- 3 kg Pj + 4 kg Cm + 2 kg Cc, atau
- 3 kg Pj + 6 kg Cm, atau
- 1 kg Pj + 7 kg Cm + 143 babybag Cc/Mb, atau
- 9 kg Cm + 143 babybag Cc/Mb, atau
- Stek Cc murni 2.200 babybag per ha, atau
- Bibit Mb murni 700 babybag per ha
6. KONTROL KUALITAS
- Pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning)
7. DOKUMEN PENDUKUNG
- PEMBUKAAN LAHAN
- PEMUPUKAN TANAMAN – TB / TBM
- PERUN
- PENYIAPAN LAHAN UNTUK JALUR TANAM / TITIK TANAM
- TANAM SAWIT
- TANAM KACANGAN
- LAPORAN PENANAMAN POKOK KELAPA SAWIT
- LAPORAN PENANAMAN KACANGAN
- LAPORAN HARIAN ASISTEN LAND CLEARING
- LAPORAN HARIAN SWAKELOLA
- BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEKERJAAN
- PERMOHONAN PEMBAYARAN
- RINCIAN POTONGAN PEMBAYARAN
- REKAPITULASI RENCANA DAN REALISASI PEMBUKAAN LAHAN TANAM
Komentar
Posting Komentar